Rabu, 27 Februari 2013

Sandaran Hati #7

Diposting oleh Unknown di 06.07


Sandaran hati :: 7
:: Senyumlah, tinggalkan sedihmu. Bahagialah, lupakan takutmu. Sakit yg kamu rasa, tak setara dengan bahagia yg akan kamu dapat ::
****
“adduhh,” aku mengeluh dan memegang perutku yang terasa sakit.
“kamu kenapa? Sakit perut ya?” dia terlihat cemas.
“ iya, sakit banget. Aku,,,aku,,aku,,,” terbata aku menjawab pertanyaannya itu.
“kamu kenapa??”
“ aku lapaaarrr....hehehe” aku tersenyum jahil kearahnya.
“dasar kamu. Baru juga kenal udah iseng,” dia sedikit mengomel dan menyandarkan kepalanya. Dia tetap tersenyum dan konsentrasi menyetir.
“maaf. Abis suntuk sih,”
“jadi itu Cuma pura-pura aja sakitnya?”
“beneran sakit. Laper banget.”
“ya udah, nanti kita cari cafe yang masih buka.”
“aku ga mau di cafe.”
“kenapa? Kan lebih nyaman makan di cafe.”
“aku pengen makan di warung-warung tenda aja. Pengen makan pecel lele.”
“ya udah kalo gitu.”
Dia terus konsentrasi menyetir sambil mencari warung tenda yang kira-kira nyaman. Setelah beberapa menit, dia mulai menepikan mobilnya di sebuah warung tenda yang tidak terlalu ramai. Kami langsung keluar dari mobil dan memilih tempat yang nyaman.
“kamu pesan apa?” tanya Dika setelah kami duduk.
“pecel lele sama jeruk anget aja deh,”
“pecel lele 1, jeruk anget 1 sama jus mangganya 1 ya mas,” pesannya pada pelayan.
“kok makannya Cuma satu? Kamu ga makan?”
“tadi u udah makan di rumah,” lagi-lagi dia tersenyum manis ke arahku
“apaan sih liatnya kaya gitu? Risih tau ga!”
“ ga boleh ya? Kamu mirip sama seseorang yang pernah aku kenal. Cuma bedanya dia lebih feminin dari kamu,”
“ooh gitu. Pacar kamu ya?”
Dia menggeleng dan tersenyum. Tiba-tiba aku teringat Nana, dia pasti khawatir banget. Aku belum kasih kabar. Langsung aku mabil ponsel dan ku kirim pesan buat Nana dan Arief.
To: cf-Nana
Aq baik2 ja.nh lgi d jln mo plg.nti aq crtain d rmh y.

To: arief
Aq baik2 aja, g ush khwtr, udh ngasih kbr ke na2 kok.
Selesai mengirim pesan itu, pesanan pun datang. Engan segera ku santap pecel lele itu. Dika perhatiin aku terus. Dia aneh, emang aku mirip siapanya dia ya?
“kenapa sih dari tadi senyum-senyum mulu? Liatin akunya juga gitu banget. Kenapa? Jadi laper kan liat aku makan?”
“yey, ga lah. Kamu itu lucu,La. Seneng liat cara kamu makan,”
Aku tak memperdulikannya lagi, saat ini yang penting perut aku terisi. Selesai menghabiskan sepiring pecel lele, ku minum segelas jeruk hangat itu. Terasa segar. Dia masih terus saja memperhatikan aku.
“aku udah selesai nih, yuk jalan lagi.” Aku berdiri dan melangkah keluar menuju mobil.sementara dia membayar makanan yang aku makan tadi. Lumayanlah, dapet makan gratis. J
“yuk masuk. Takutnya kemaleman sampe rumah kamunya.” Dia membukakan pintu mobil untukku.
“palingan juga 15 menit lagi nyampe kok,” sahutku dan memasang sabuk pengaman.
Aku Cuma diam. Menikmati lampu-lampu kendaraan yang berserak di jalanan. Aku terus berfikir, kenapa dia sebaik ini. Padahal aku yakin sekali belum pernah mengenalnya.
“rumah kamu dimana,La?” suaranya membuyarkan lamunanku.
Aku menyebutkan alamat tempat tinggalku, lalu kembali terdiam. Kembali asik bermain-main dengan pikiranku sendiri.
“maaf kalo boleh tau, kamu baik-baik aja?” dia melirik ke arahku.
“iya. Kenapa?”
“kok kamu bisa pingsan di tempat itu sih??”
“ooh itu, tadinya aku dari bukit.”
“terus kok bisa pingsan?”
Aku enggan menjawab pertanyaannya itu. Aku lebih memilih diam. Dan kembali menatap kerlip lampu jalanan.
****
Setelah menempuh perjalanan lebih kurang 15 menit, kami sampai di rumah kos ku. Aku langsung keluar dari mobil itu.
“makasih ya. Ga mampir dulu?” aku berbasa-basi padanya.
“ga deh. Udah malem banget. Ga enak sama tetangga.”
“ya udah, kamu hati-hati ya. Maksih udah mau anterin aku pulang sama traktir aku makan.”
“iya sama-sama. Aku pamit ya. Met istirahat.” Dia terenyum dan melajukan mobilnya kembali. Aku melangkah gontai ke arah rumah.
“assalamu’alaikmum,” aku mengetuk pintu.
“wa’alaikumussalam,” terdengar jawaban dari dalam dan membukakan pintu.
“Ela? Kamu udah pulang? Syukurlah. Uk cepetan masuk,” Nana membimbingku masuk ke dalam rumah. Dan mendudukkan ku di sofa depan tivi.
“bentar aku ambil minum dulu.” Dia terlihat khawatir sekali melihat keadaanku. Segitu buruk kah penampilan aku?
Kami duduk bersisian saling berbagi cerita, sampai aku bisa tertawa melihat tingkahnya. Tidak lupa, ku kisah kan sedikit tentang Dika padanya.
“orangnya cakep, dewasa, baik, terus senyumnya itu, Na. Beuhh,,,,bikin meleleh.  Hahaha”
“emang senyum dia panas bikin meleleh gitu? Haha.”
Aku bisa tertawa saat bersama Nana. Terasa semua beban berkurang. Aku bahagia memilikinya.
“aku seneng kamu udah bisa ketawa kaya gini lagi. Lupain masa lalu kamu, perbaiki semuanya.”
Itu ucapan Nana menutup perbincangan kami malam ini. Aku masuk kamar dan menghubungi Arief. Sekedar memberitahunya bahwa aku baik-baik saja. Hasil dari pembicaraan itu, Arief ngajak ketemuan besok siang, karena ada hal mau di omongin. Entah apa itu, aku tidak terlalu penasaran.
Sebelum membaringkan tubuh di kasur ku yang empuk, aku membuka tas. Aku tersadar, ada benda yang hilang. Tapi aku lupa apa itu. Aku mencoba mengingat, tapi tetap aku tak teringat. Ku pandangi langit-langit kamarku, ku pejamkan mata, terlintas sebaris wajah yang selalu mengisi hari-hariku, wajah itu berganti seperti tampilan slide dalam benakku. Tembang kesayangannku mengalun, mengiriku berjalan memasuki alam mimpi.
Teringat ku teringat pada janjimu ku terikat
Hanya sekejap tuk berdiri, ku lakukan sepenuh hati
Peduli ku peduli, siang dan malam yang berganti
Sedih ku kini tak ada arti,
Jika kaulah sandaran hati, sandaran hati
(sandaran hati – letto)
TbC..
Tulisannya makin gaje,,pusing si lappy ngadat mulu.. mohon kritiknya ya.. terimakasih J

0 komentar:

Posting Komentar

 

Coretan Cilla R S Copyright © 2010 Design by Ipietoon Blogger Template Graphic from Enakei