Selasa, 07 Mei 2013

Puteri Kodok dan Kaka Kelinci

Diposting oleh Unknown di 00.58
Puteri Kodok dan Kaka Kelinci

Semua berawal dari perkenalan tak sengaja di dunia maya, melalui social network Facebook. Saat itu adalah saat-saat terpuruk untuk dirinya, Puteri. Dia terpuruk dalam permasalahan hidup yang selama ini ditutupi. Dia tipe cewek yang sedikit tertutup, suka memendam masalah dan berharap dapat menyelesaikan seorang diri. Namun, semakin lama dia memendam masalah, kekuatan fisiknya kian menurun. Lalu dia mencari seseorang yang dianggapnya mampu memberikan solusi terbaik. Maka terjadilah perkenalan itu.
Laki-laki itu bernama Dito. Dengan pribadi yang sulit ditebak, dewasa, dan mampu memberikan solusi-solusi yang ngena di pikiran Puteri. Pada awalnya mereka berdua tidak memasang foto asli sebagai foto profil akun tersebut. Jadi, mereka punya julukan masing-masing, Puteri Kodok untuk Puteri yang memakai gambar kodok iji. Kaka Kelinci untuk Dito yang memakai gambar kelinci. Setiap hari mereka tetap berkomunikasi walaupun lewat dunia maya.
Setiap hari Puteri menceritakan masalah-masalah yang mengganggu pikiran dan hatinya, dan selalu mendapatkan solusi yang masuk dalam logikanya. Seperti obrolan mereka kali ini. 
"Kaka Kelinci, Puteri harus gimana ya? Apa harus jujur aja sama Umi tentang masalah ini?”
“Puteri, lebih baik jujur, walaupun memang pahit. Dan sudah pasti Umi sangat marah dan kecewa sama kamu, tapi itulah resiko yang harus kamu terima.”
“Tapi Puteri takut, Ka.”
“Takut kenapa?”
“Takut kesehatan Umi jadi down, terus Umi ga mau maafin Puteri.”
“Pintu maaf seorang ibu sangat luas untuk anaknya. Asal kamu janji sama diri kamu sendiri dan Umi, bahwa kamu tidak akan mengulangi lagi.”
“hemmp, iya deh. Makasih ya Ka.  “
Itulah sedikit obrolan mereka. Dari obrolan-obrolan itu, Puteri merasa sangat nyaman dan ingin terus berbicara dengan Dito. Akhirnya mereka saling tukar nomor handphone dan komunikasi bukan hanya lewat facebook, tapi sudah melalui telepon.
Sampai pada akhirnya, mereka memutuskan untuk menjalin sebuah hubungan sebagai sepasang kekasih. Puteri menerima dengan senang hati, karena Dito bisa menerima keadaan dirinya dengan apa adanya. Sedangkan Dito menganggap dirinya harus membimbing Puteri ke jalan yang lebih baik dan menuntunnya menuju masa depan.
Hubungan mereka baik-baik saja. Tidak pernah sekalipun terjadi pertengkaran, hanya saja Puteri terkadang mengeluh dengan keadaan.
“ kenapa sih kita Cuma bisa komunikasi siang doank?? Puteri pengen ngobrol juga kalo malem, Ka. “ ucap Puteri suatu ketika.
“sejak awal kita sudah berkomitmen kan? Dari pagi sampe sore kaka kerja, De. Kerjaan kaka kan ga terlalu sibuk, jadi bisa deh nelpon Dede. Kalo malem, kaka pengen istirahat. Kamu ngerti kan, De?”
“ iyh. Dede coba ngerti.”
Begitulah. Puteri mampu mengerti keadaan itu, kemudian muncul seorang wanita yang mampu menggoyahkan perasaannya. Seorang wanita yang mengaku sebagai isteri Dito.
Ddrrrttttt..... ddrrrtttttt..... dddrrtttt.....
Getaran handphone membangunkan Puteri. Cepat-cepat diraihnya handphone tersebut. Nomor tidak dikenal.
“hallo.” Jawab Puteri sambil menguap.
“ hallo. Ini Puteri? Kenalkan saya Intan.” jawab seorang wanita di seberang sana
“ iya. Maaf, ini Intan yang mana ya? Ada perlu apa?” Puteri semakin bingung.
“kamu kenal Dito? Saya isterinya.”
Deg. Puteri terdiam kehabisan kata-kata untuk menjawab. Hanya mampu mendengar.
****
Siang itu Puteri tengah asik bermain Angry Birds di notebook kesayangannya.
Ddrrrttttt..... ddrrrtttttt..... dddrrtttt....
Getaran handphone di sebelah notebook membuyarkan konsentrasinya.
KelinciKu calling...
Dengan enggan dia menjawab panggilan itu. “Assalamualaikum.” Jawabnya dengan tidak bersemangat.
“wa’alaikumussalam. Ko lemes banget, De? Sakit ya?”
“ga ko ka. Cuma lagi ga enak hati aja.”
“kenapa? Tumben ga ada sms masuk ke nomor pribadi kk? Ada masalah?”
“ga sih. Cuma takut aja dikira ganggu suami orang.”
Hening beberapa saat. “maksud kamu apa, De? Kaka ga ngerti deh.”
“takut isteri kaka marah-marah sama Dede lagi.”
“Astaghfirullah. Kaka belum nikah, De. Kan sejak awal kaka sudah bilang. Kaka ingin kamu yang jadi wanita terakhir dalam hidup kaka.”
“terus apa yang bisa kaka jelasin ke dede? Siapa Intan? Kenapa dia bisa tau nomor dede? Kenapa dia bisa ada di rumah kaka?” masih banyak pertanyaan kenapa yang ingin ia sampaikan. 
“Intan itu pembantu di rumah. Masih umur 16 tahun yang dipekerjakan perusahaan. Dia emang suka sama kaka, tapi kaka ga suka. Dia selalu berpakaian seksi. Dan kaka ga suka itu, De. Mulai sekarang, kalau dia telpon atau sms kamu, ga usah di ladeni. Cukup kamu kasih tau kaka ya,Sayang. Dede percaya kaka kan?” dito berusaha meredam kebimbangan hati Puteri.
“hemp.. iya deh, Ka. Dede percaya kaka.”
“Dede dengar ya, kunci dari hubungan jarak jauh itu komunikasi harus lancar, saling percaya, serta kejujuran. Itu yang paling penting.”
“iyah. Dede paham ko”
“kaka ga mau hubungan kita berantakan Cuma gara-gara ini. Allah sedang menguji hubungan kita, Sayang. Kamu sabar ya.”
“iya. Makasih udah nenangin perasaan dede. Sayang kaka selalu.”
“Kaka juga sayang kamu. Ya udah, kaka harus balik. Inget pesan kaka ya, De. Assalamu’alaikum”
“iya Ka. Wa’alaikumussalam.” Puteri menutup obrolan kali ini.
****
Hubungan mereka berdua selalu mendapat cobaan. Namun Puteri berusaha untuk tetap bertahan. Dia yakin, semua kan indah pada waktunya. Satu bulan telah terlewati, namun wanita bernama Intan itu masih saja terus menghubungi Puteri, juga Umi. Perasaan puteri terkoyak, dia masih bisa menerima jika saja Intan hanya menghubungi dirinya. Puteri kecewa terhadap Dito. Kali ini kesabaran Puteri habis. Setelah mendengar penuturan Umi, cepat-cepat dia mengirim pesan untuk Dito.
To: KelinciKu
Dd bsa terima klo yg di hina itu dd, tpi dd ga trima klo umi jg dihina. Tlp dd.
Sent....
Perasaan gelisah disertai emosi yang membuncah, membuyarkan konsentrasi Puteri. Dia ingin secepatnya membicarakan hal ini. Tidak berapa lama, handphonenya bergetar.
KelinciKu calling......
“assala’mu’alaikum,”sapa Puteri.
"wa’alaikumussalam. Ada apa, Sayang?” dito tetap dengan nada lembutnya.
Huuffthhh. Puteri menghela nafas, “ Intan nelpon umi, terus marah-marah sama umi, dia bilang umi ga bener didik anaknya. Dia bilang sama umi kalo dede tuh suka gangguin suami orang, dia bilang dede nih bukan wanita baik-baik,” sambil terisak dia menjelaskan kegundahan hatinya.
“ya ampun. Dia bener-bener udah keterlaluan. Kamu tenang yh, De. Kaka akan lapor sama bos supaya dia dipecat. Kaka juga harus jelasin ke umi, ini Cuma salah paham. Kamu percaya kaka kan?” Dito tetap meyakinkan Puteri. 
“iya. Kasih kabar secepatnya. Dede ga mau umi jadi hilang simpati ke kaka dan hubungan kita jadi ga direstui. Dede ga mau itu terjadi.”
“kaka juga ga mau. Ya udah, nanti kaka telpon lagi ya, Sayang. Assalamu’alaikum,”
“Wa’alaikumussalam.” Puteri menutup obrolan itu.
Hubungan mereka terus mendapat cobaan. Namun keyakinan keduanya tidak tergoyahkan, sampai pada suatu ketika dimana Ibu dari Dito meninggal dunia. Itu menjadi awal keretakan hubungan mereka. Dito yang baru saja kehilangan ibunya, lantas menjadi sering melamun dan tidak mampu mengontrol emosi. Dia semakin labil. Puteri merasa terabaikan. Puteri tetap mencoba meberikan dukungan untuk laki-laki yang sangat dicintainya. Meski hatinya turut berduka. Hingga tiba pada hari itu, tujuh hari setelah ibu dito pergi.
Dito menyampaikan amanah ibunya. Ibunya ingin Dito secepatnya menemui Puteri. Tentu saja itu membuat Puteri senang. Namun, tiba-tiba saja dito menghilang. Tidak ada kabar, meninggalkan sejuta keraguan dalam hati dan benak Puteri.
****
Malam itu Puteri tengah mengingat semua kenangan manis bersama Dito, walaupun belum pernah bertemu muka. Dia sangat mencintai Dito.
Ddrrrttttt..... ddrrrtttttt..... dddrrtttt....
Lamunan Puteri buyar, ada satu pesan. Cepat-cepat ia baca pesan itu.
From: KelinciKu
Puteri kodok apa kbr? Mf kk ga prnh hub dd. Slma ni kk memikirkn ttg hub qt. Kk mnt mf krn hrs ambl keptsn ini. Mgkn sebaiknya hub qt sbts kk-adk ja. Mfn kk. Kk ga mw kmu sdh krn keputusan ini.
Puteri terdiam membaca pesan itu, tanpa terasa air mata mengalir di pipi. Begitu banyak pertanyaan yang ingin ia sampaikan kepada Dito, namun ia pendam. Dengan lesu dia membalas pesan itu.
To: KelinciKu
Ywdh gpp. Dd seneng bsa knal kk. 
Saat itu seperti dunia berhenti berputar. Bisa-bisanya Dito memutuskan hubungan hanya lewat pesan singkat. Enatah apa yang ada di pikiran laki-laki itu. Puteri terisak memandang foto Dito. Baru saja dia merasa nyaman dengan Dito, sekarang semua sudah berakhir. Satu bulan bukan waktu yang singkat. Banyak kenangan yang tlah tercipta walau tanpa bertatap muka. Semua itu menari-nari dalam memori.
****
Dua bulan kemudian. Puteri sudah mulai bisa melupakan Dito. Meski masih tersisa sedikit benih-benih yang dulu tertanam. Dia masih suka menyendiri, melamunkan semua kenangan-kenangan yang terlewatkan. Lagu Josh Groban – When You Say You Love Me terus mengalun di mp3 player milik Puteri. Tak terasa air mata mengalir, lagi. Dia termangu diatas jendela, menatap bintang-bintang di langit. 
“Tuhan, jika memang dia tak kan kembali, bantu aku tuk ikhlaskan kepergiannya dan bantu aku melupakannya.” Lirih batin Puteri.
Ddrrrttttt..... ddrrrtttttt..... dddrrtttt....
Getaran handphone di tepian tempat tidur membuyarkan lamunan Puteri. Segera ia bangkit dan mengambil handphone itu. Betapa terkejut bercampur bahagia melihat nama yang tertera di layar handphone itu.
KelinciKu calling......
Cepat-cepat ia jawab panggilan itu.
“Assalamu’alaikum,” sapanya.
“wa’alaikumussalam. Dede apa kabar?” lembut terdengar suara di seberang sana.
“baik. Kaka gimana? Masih inget sama dede?? Ilang gitu aja.”
“kaka lagi di rumah sakit,De. Kaka ga mungkin lupa sama kamu. Kita Cuma putus sebagai kekasih, tapi kamu tetep jadi dede-nya kaka.”
Diam. Hening. “dede kangen kaka,” Puteri mulai terisak tak mampu menahan perasaannya.
“kaka juga kangen kamu. Pengen banget nemuin kamu, tapi kaka ga bisa. Kaka masih sayang sama kamu, De.”
“terus kaka kemana aja selama ini? Ngapain di rumah sakit? Siapa yang sakit?”
“kaka pengen coba tanpa kamu, tapi ga bisa. Kaka masih tetep keinget kamu. Kaka sakit, De. Udah seminggu di sini. Malam ini kangen banget sama kamu, jadi kaka telpon kamu. Maaf yah ganggu istirahat kamu.”
“kaka sakit apa?” sungguh kabar yang tidak enak. Air mata itu kembali mengalir, rasa khawatir kian membuncah dalam dada.
“leukimia. Kaka ga pengen kasih tau kamu, tapi kaka takut ga sempat nyampein apa yang kaka rasain. Kemaren itu ga tau keputusan yang tepat atau bukan kaka mutusin hubungan sama dede. Tapi sekarang kaka pengen balik lagi. Kaka masih sayang banget sama kamu. Kaka pengen ketemu Umi, buat minta maaf. Kalaupun umur kaka ga lama lagi, kaka pengen ketemu sama dede juga umi sebelum kaka pergi.”
Diam. Hening. Hanya isak yang terdengar. Puteri bingung harus mengatakan apa. Disatu sis dia senang karena Dito masih mencintainya, disisi lain dia sedih karena ga bisa disisi Dito disaat seperti ini.
“dede ko nangis sih? Kaka tuh nelpon pengen denger bawelan kamu. Kaka tau kamu masih sangat sayang sama kaka kan? Udah donk nangisnya. Tambah jelek nanti. Hehe” Dito mencoba menghibur Puteri.
“ih pede banget sih kamu. Siapa juga yang sayang sama kaka. Dede udah ga sayang ko sama kaka. Weeekkk” Puteri berusaha menutupi kesedihannya.
“halah..dasar kodok gendut. Ga mau ngaku.” 
“eehh.... kelinci jelek, dasar. Hahhahaha”
Malam itu mereka ngobrol lama melepas rindu. Mulai saat itu komunikasi mereka kembali lancar. Mulai dari sms, telpon, chating sampai video call. Puteri amat sangat bahagia. Apalagi Dito berjanji menemuinya secepat yang ia bisa.
I’ll be there as soon as I can. But i’m busy mending broken. Pieces of the life i had before (MUSE – Unintended)
Ya, lagu Josh Groban, Muse dan Ronan Keating mewakili perasaan mereka berdua. Komunikasi diantara keduanya semakin lancar, bahkan Puteri yang berniat melupakan Dito kini berubah pikiran. Dia kembali mendamba kehadiran seorang Dito. Apapun keadaannya, Puteri ingin selalu ada disisi Dito. Puteri ingin mendampingi Dito sampai waktu yang memisahkan. Namun kebahagiaan Puteri kembali terampas. Dito menghilang lagi, tanpa alasan yang jelas. Hancur sudah perasaan Puteri kali ini. Dia masih berharap ini cara Dito untuk membuatnya merindu. Beberapa minggu Dito tak kunjung muncul. Gundah. Puteri khawatir. Cemas. Sampai ahirnya semua terjawab sudah.
****
Puteri tengah asik berkelana di dunia maya. Sampai akhirnya dia membuka inbox. Ada satu pesan masuk dari akun Dito. Puteri mulai malas, tapi tangannya tetap bergerak mengarahkan kursor untuk membuka pesan itu. 
“assalamualaikum,mba. Nh bukn bang Dito, tapi aku adeknya, Briliant. Mgkn mba pernah dgr tentang aku. Aku minta maaf buat smua kesalahan abng ke mba. Abng udah pergi 3hari yg lalu. Aku dikasih amanah bwt nyampein ini ke mba. Aku mohon mba jangan marah sama abng. Abng sngt mencintai mba..” begitu lah sepenggal isi pesan tersebut.
Deg! Kaget. Air mata merembes dipipi Puteri. Meluncur dengan lincahnya, tanpa Puteri mampu menghentikannya. Tak ada kata yang mampu terucap, lidah terasa kelu. Hanya buncahan kesedihan yang tiba-tiba meledak tak tertahankan. Perlahan dia mulai mampu mengatur perasaannya dan membalas pesan itu.
“wa’alaikumussalam. Innalillah. Knpa bru ksih tau skrg?kmu ga tau gmna mba nunggu berminggu-minggu disini?apa mba nih bukan siapa-siapa abng kmu smpe kbr kya gni mba telat dpt nya? Kenapa?” masih banyak pertanyaan kenapa yang ingin ia sampaikan.
Akhirnya hari itu Puteri menangis sepuas-puanya. Chating dengan Briliant semakin membuatnya merasa kehilangan. Banyak yang ingin ia sampaikan pada Dito. Namun apa daya. Dito sudah pergi untuk selamanya dan tak akan pernah kembali. Meninggalkan Puteri yang masih sangat mengharapkan kehadirannya.
“mba denger lagu nya Naff – Kenanglah Aku yh. Itu pesan abng juga. Mba jngn sedih terus, aku ada disini. Mba cerita aja sama aku, yh?” Briliant masih terus menghibur Puteri. Meski sama-sama terpukul karena kehilangan orang yang sama-sama mereka sayangi, Briliant tak ingin Puteri larut dalam kesedihan. Komunikasi diantara mereka berdua masih lancar. Mereka masih suka menceritakan kenangan-kenangan konyol bersama Dito.
****
Mungkin suatu saat nanti kau temukan bahagia meski tak bersamaku Bila nanti kau tak kembali, kenanglah aku sepanjang hidupmu (Naff – Kenanglah Aku)
Sudah beberapa bulan rasanya Dito pergi. Komunikasi dengan Briliant masih lancar. Tapi Puteri masih tak mampu melupakannya. Ada beberapa pria yang mendekatinya, namun dengan halus Puteri menolak. Hatinya masih tertutup dan masih belum ingin disinggahi laki-laki lain. Terkadang terlintas di benakknya, bahwa Dito masih hidup. Seperti malam ini, kembali ia termangu di balik jendela. Langit begitu indah. Ia masih teringat pesan Briliant di akhir chatingan mereka.
nih ada pesan dari abng buat mba yg belum aku sampein. ‘Puteri Kodok jangan sedih, ini udah waktunya Kaka Kelinci pergi. Tetap tersenyum yh sayang, jangan jadi jelek gara-gara mewek mulu. Inget, kaka akan selalu ada di sisi Dede. Kaka akan selalu mencintai Dede. Baik-baik disana sayang. :*’ itu pesannya mba.”
Tersungging sebaris senyum di bibir mungilnya. Ya, Dito memang sudah pergi, namun dia selalu ada dalam setiap ingatan juga relung-relung hatinya. Akan selalu hidup. Meski Dito tlah tiada, rasa cinta di hatinya masih tersisa. Sampai suatu saat nanti akan ada Dito yang lain yang mampu menorehkan kenangan manis di hidup puteri.
 _END_
 :: Semua makhluk yang hidup akan mati dan membusuk, tapi hanya satu hal yang tak kan busuk, yaitu kenangan. Dia akan selalu hidup di hati dan pikiran ::
Cilla RS
Pekanbaru, 07/05/2013, 14:50

0 komentar:

Posting Komentar

 

Coretan Cilla R S Copyright © 2010 Design by Ipietoon Blogger Template Graphic from Enakei