Selasa, 28 Mei 2013

Hanya Iseng

Diposting oleh Unknown di 08.48


Lagi lagi selalu tentangmu. Ya, kamu. Tak pernah yang lain. Kali ini aku tak mampu memejamkan mata dengan tenang, lagi. Karena mu, lagi. Sekuat mungkin ku tahan kristal-kristal bening ini berselancar dipipi. Namun aku tak sanggup. Sakit? Tidak. Kecewa? Juga tidak. Aku hanya measa sedikit perih di dada, di hati ini.

Mungkin terlalu banyak tingkah dan sikapku yang tak menunjukkan kedewasaan. Mungkin kini aku semakin kekanak-kanakan, semakin manja terhadapmu, terlalu banyak menuntut waktumu. Aku hanya inginkan perhatianmu, sedikit saja. Sekejap saja. Hanya itu. Bukan yang lain.
Aku mengenalmu beberapa bulan yang lalu. Aku menjalin hubungan denganmu hanya karena ingin, bukan yang lain. Aku iseng. Aku hanya tak ingin dikatakan tak punya kekasih. Hingga aku memutuskan menjalin hubungan denganmu. Denganmu laki-laki paling cuek yang pernah kutemui. Awalnya aku tak mempermasalahkan kecuekan mu itu, tak masalah. Aku punya dunia sendiri, dan kamu punya dunia sendiri. Aku tak pernah mengeluh meski semua sms kau abaikan. Aku tak pernah meminta ini-itu. Aku tak pernah menuntut waktumu untuk menemuiku. Tapi itu dulu.
Kini berbeda. Dulu aku tak memiliki perasaan khusus untukmu. Bagiku, hampir 3 bulan menjalani hubungan “iseng” denganmu membawa sedikit perubahan di hati. Mulai ada yang bisa menggelitik setiap relung-relung hati tiap ku dengar suaramu, membaca pesan-pesan mu. Bahkan aku bisa tersenyum sendiri mengingat semua waktu yang ku lalui bersamamu. Satu hal yang aku rasa, aku bahagia bersamamu. Aku tak tau kapan aku mulai mencintaimu. Tak pernah tau pasti. Hanya saja, hatiku mulai bisa merasakan perih, bahkan aku mulai bisa menitikkan airmata untukmu. Seperti malam ini.
Aku mencintaimu, dan rasa ini kian bertambah seiring detik yang berlalu. Aku mulai mencintai kecuekanmu, kesibukanmu, kejutekanmu, bahkan semua yang ada pada dirimu. Aku ingin memilikimu. Ingin. Namun, seiring dengan keinginanku itu, terjadi perubahan beberapa hal dalam diriku. Aku yang awalnya mudah mengontrol emosi, kini semalkin labil. Aku ingin selalu di perhatikan. Dan justru itulah yang membuatmu jenuh, bukan?  Ya. Aku tau itu.
Kini kau minta padaku kembali seperti dulu. Dari sikap, mungkin bisa. Tapi bagaimana dengan rasa ini? Apa kau juga ingin aku membuang nya?  Perih rasanya harus membuang semua ini. Aku tak bisa. Maaf.
Dan sekali lagi, aku menangis karenamu. Mencintaimu sama sakitnya seperti patah hati.
­_RS_
Pekanbaru, 28/05/2013, 22:40wib

0 komentar:

Posting Komentar

 

Coretan Cilla R S Copyright © 2010 Design by Ipietoon Blogger Template Graphic from Enakei