Rabu, 27 Februari 2013

Sandaran Hati #8

Diposting oleh Unknown di 06.08


Sandaran hati :: 8
::kesalahan di masa lalu mampu mendewasakan dirimu. Senyuman yang tulus mampu menciptakan bahagia.::
****
Hari ini sesuai janji, aku bersiap-siap menemui Arief di sebuah taman. Kira-kira ada apalagi yang mau dibicarakan. Selesai merapikan diri, aku keluar kamar mencari Nabila.
“Na, kamu lagi apa?” aku mengetuk pintu kamar Nana.
“ga lagi apa-apa. Masuk aja La.”
Aku pun membuka pintu itu dan menghampiri Nana yang sedang mengerjakan sesuatu.
“katanya ga lagi apa-apa. Nah ini lagi ngapain?” aku mengambil setangkai bunga origami yang ada di sampingnya.
“hehehe. Lagi iseng belajar lipat-lipat origami. Kamu mau kemana? Rapi banget?” dia menoleh ke arahku.
“mau ketemu sama Arief, katanya ada yang mau diomongin lagi.”
“oh. Ya udah hati-hati. Dijemput?”
“ga Na. Aku pergi sendiri, ketemu di taman aja.”
“ya udah hati-hati naik motornya.”
“aku naik busway aja. Mana tau kamu mau keluar, pake aja motor tuh.”
“siip deh.”
“ya udah, aku pergi dulu, Na.”
“iya. Hati-hati.” Aku meninggalkan kamar Nana dan bergegas pergi ke tempat tujuan.
****
Aku sudah sampai taman, tapi belum terlihat batang hiding Arief. Mungkin dia belum sampai. Aku duduk di kursi taman yang disediakan, untuk menghilangkan jenuh saat menunggu, ku keluarkan sebuah novel dari dalam tas. Ku baca setiap kata yang tertera di novel itu, aku terhanyut dan ikut merasakan apa yang ku baca. Tanpa kusadari duduk sosok yang sejak tadi kutunggu.
“hei, La. Udah lama ya?” dia menepuk pundakku, pelan.
“hei. Lumayan lah.” Aku menoleh dan tersenyum padanya.
“novel baru ya? Serius banget bacanya.”
“hehehhe. Iya, novel Nana. Kok kamu telat sih?”
“sorry, tadi aku nyari sesuatu dulu.” Dia memberikan bingkisan yang besar kepadaku.
“buat aku? Apa nih? Gede banget?”
“iya buat kamu lah, buka aja. Moga kamu suka.”
Aku langsung membuka bingkisan itu, ternyata isinya sebua boneka Shaun the Sheep cokelat. Lucu.
“wahh. Shaun the Sheep coklat. Makasih ya. Lucu banget. Ehhehe” aku memeluk boneka itu.
“kamu suka, La?”
“iya. Suka banget. Kok tau aku pengen boneka ini?”
“tau donk. Kemaren pas kita keluar, kamu suka ngeliatin boneka itu.”
Aku dan Arief masih terus ngobrol kesana-kemari sekedar basa-basi. Lalu aku lihat, wajah Arief mulai serius. Dia menghadap kearahku, dan menggenggam tanganku.
“ehemm. Lala, ada yang pengen aku  bilang.” Dia terdiam. Aku masih diam menunggu kelanjutannya.
“kamu masih inget kan pembahasan kita beberapa minggu yang lalu? Sekarang aku udah putus sama. Aku udah cape jalani hubungan yang ga jelas sama dia.”
“terus ? “
“aku sayang sama kamu,La. Makin lama makin sayang. Udah coba jalani suatu hubungan, tetep aja aku ga bisa lupain kamu. Aku pengen tau respon kamu gimana setelah ini.”
“mmmm,,”ku pandangi kupu-kupu yang terbang mengelilingi bunga-bunga di taman ini. Ku tepiskan genggaman tangannya. Aku berfikir, apa ini saatnya aku bicara sejujurnya. Aku menghela nafas sebelum akhirnya bicara.
“ makasih kamu  masih sayang sama aku. Aku ga bisa bilang selain makasih. Ada hal yang kamu ga ngerti,  aku udah ga kaya dulu lagi. Aku pengen jelasin semua kenapa aku masih tetep ga bisa nerima kamu,”
“jelain aja. Aku pasti terima kok,La.”
“belum waktunya. Sekarang biar ja hubungan kita kaya biasa aja. Biar waktu yang jawab semuanya.”
“ya udah kalo itu mau kamu. Aku siap kapanpun kamu mau jelsain ke aku. Yuk kita pulang.”
Ingin sekali aku katakan aku menyayanginya juga. Tapi lidah ini terasa kelu. Aku belum siap jika dia pergi setelah mendengar semua penjelasanku.
****
Ada cangkir di meja depan. Sepertinya ada tamu, siapa ya? Kok diluar aja. Aku masuk kedalam rumah dan duduk di sofa depan tv, rumah sepi. Kira-kira kemana Nana, apa mungkin masih asik lipat-lipat kertas origami. Hufth, aku lelah sekali. Kubaringkan tubuhku di atas sofa dan kupejamkan mata.
“La, kamu udah pulang? Kok tiduran di sini?” suara lembut Nana membuatku membuka mata lagi.
“males ke kamar. Abis ada tamu? Siapa?” sekilas ku lihat Nana duduk di sofa lainnya dan menyalakan tv.
“iya. Nih,” dia melemparkan sapu tanganku. Kok bisa sama dia ya? Aku menatapnya, bingung.
“tadi ada cowok dateng kesini nyariin kamu. Cuma nganterin itu doank.”
“Dika? Kok bisa sih sama dia?” aku mengamati sapu tangan itu.
“ tau deh. Lumayan lama dia di sini nungguin kamu.”
“oh. Ngobrol banyak donk?”
“ ga sih, banyakan diem dianya.”
Cuma gara-gara sapu tangan dia bela-belain ngantar ke sini. Padahal ga di anterin juga ga apa-apa.

****
Ddrtt,,ddrrtt,,ddrrttt
From: 082171xxxxxx
Aslm. Met mlm. Gmna kbarnya?mf gnggu. Dika
Heran kok bisa dia tau nomor ku. Cepat-cepat ku balas pesan itu.
To: 082171xxxxxx
Wslm.ga gnggu kok,alhmdulillah baik. Kmu gmn? Kok tw nope aq?
Malam ini aku akis ber-sms ria sampai hampir tengah malam. Ternyata tadi dia minta nomorku sama Nana sewaktu mengantar sapu tanganku. Hari minggu depan dia mengajakku ketemu. Aku seneng banget, bisa liat senyum dia lagi. J. Terlelap ku bersama mimpi dan harapan yang ku inginkan selama ini.

0 komentar:

Posting Komentar

 

Coretan Cilla R S Copyright © 2010 Design by Ipietoon Blogger Template Graphic from Enakei